Meningkatnya pengguna media sosial (medsos) memberikan efek luas di kehidupan bermasyarakat. Hal ini juga yang membuat keberadaan media mainstream sebagai penyalur informasi terancam punah keberadaannya.

Tokoh nasional Rizal Ramli mengatakan, keberadaan medsos yang semakin menjamur harus diimbangi dengan wadah media informasi yang mampu memberikan informasi benar dan tak disangsikan kredibilitasnya​ serta inovatif.

Kondisi demikian menjadi peluang  bagi media siber untuk semakin tumbuh dan sangat diperlukan peran fungsinya memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.

Dijelaskan mantan Menteri Koordinator Kemaritiman saat membuka rapat pleno Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Wisma Tamu Puspitek, Tangsel, Kamis (8/6/2017), bahwa berkembangnya media siber saat ini khususnya di Indonesia harus mampu mengedepankan visi dan misi media yang independen sesuai dengan kenyataan yang ada dengan lebih inovatif.

Keberadaan media siber sekaligus mampu meluruskan informasi media sosial dengan berbagai analitik dan kode etiknya.

“Saat ini media siber lebih sering diambil beritanya oleh media media lainnya, baik cetak ataupun elektronik, maka dari itu media online khususnya yang tergabung di media siber (SMSI) harus bisa menjadi media yang berinovasi,” tegasnya.

Menurutnya, media siber yang inovatif adalah media yang hebat dan akan mampu membawa perubahan lebih besar dikarena lebih cepat memberikan informasi dan menjadi referensi kemajuan.

“Kredibilitas yang kuat lambat laun akan mampu mengarahkan pembaca untuk beralih ke media siber yang inovatif, maka dari itu saya tekankan kita disini harus berinovasi,” tukasnya.

Bahkan media siber ke depan menjadi kekuatan dahsyat karena informasinya cepat dan selalu berinovasi.

Diibaratkannya, media mainstream saat ini seperti aliran sungai sebelum sampai ke laut lepas telah discreaning terlebih dahulu oleh berbagai kepentingan baik ideologi, bisnis hingga kebijakan perusahaan.

Sedangkan media siber ibarat sungai-sungai kecil yang mengalir cepat tanpa melalui screaning sesuai fakta yang ada. Bahkan, jejas Rizal Ramli, kini media siber adalah samudera itu sendiri. Maha-samudera. Tanpa screening dan perantara. Oleh karenanya, diperlukan kredibilitas dan kode etik tersendiri untuk mengelola media siber ini sebagai kekuatan besar.